Kamis, 14 April 2011

Tugas Kelompok Bahasa Indonesia "Alinea"

TUGAS KELOMPOK BAHASA INDONESIA "ALINEA"
1. ADITYA PRASETYA
2. DWI ASTUTI
3. FATMALA HARDIYANTI
4. RINDY RIANTIKA
5. YUDIT SUHANDA

1. Pengertian Alinea
Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

A. Struktur Alinea
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu
1. Kalimat Utama
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberi penjelasan tentang gagasan pokok.Kalimat penjelas harus senantiasa menjabarkan gagasan yang dinyatakan dalam kalimat topik.

Ciri kalimat topik:
1. mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut
2. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
4. dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

Ciri kalimat penjelas:
1. sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti)
2. arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain Dalam
satu alinea
3. pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi
4. isinya berupa rincian, keterangan,contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topic


B. Tujuan Pembentukan Alinea

1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema
yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengan dung suatu tema, bila terdapat
dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
2. Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lrbih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.

C. Macam-Macam Alinea
Berdasarkan sifat dan tujuannya alinea dapat dibedakan menjadi :

1. Alinea Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunya alinea yang menbuka atau menghantar karangan itu,atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab sifat-sifat dari alinea semacam ini harus menarika minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan diuraikan. Alinea pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena alinea-alinea yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.
Alat untuk menimbulkan minat para pembaca, yang dapat digunakan dalam sebuah alinea pembuka dapat berbeda-beda pula berdasarkan jenis karangan itu sendiri. Namun ada beberapa cara yang dianjurkan, misalnya mulailah dengan sebuha kutipan, pembahasan atau anekdot, aay\tu mulailah dengan membataasi arti pokok atau subjek tersebut mewujudkan mengapa subjek tersebut sangat penting, membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan pengalaman pribadi, baik yang menyenangkan ataupun tidak, menyatalkan maksud dan tujuan karangan tersebut, atau dapat pula membuka karangan tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

2. Alinea Penghubung
Yaitu semua alinea yang terdapat diantara alinea pembuka dan alinea penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam alinea-alinea penghubung ini, sebab itu dalam alinea ini harus diperhatikan agar hubungan antar alinea teratur, serta tersusun secara logis.
Sifat-sifat alinea penghubung tergantung pula dari jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat diskriptif, naratif atau argumentatif dan atau eksposisif. Alinea-alinea itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa alinea disiapkan sebagai dasar atau landasan, untuk kemudian melangkah kepada alinea-alinea yang menekankan pendapat pengarang.
3. Alinea Penutup
Adalah alinea yang dimaksudkan utnuk mengahiri karangan/ bagian karangan, dengan kata lain alinea ini mengandunfg kesimpulan dari apa yang telah diuraikan dalam alinea-alinea penghubung, alinea ini merupakan pengunci yang menutup sebuah karangan. Mengunci karangan agar menimbulkan kesan yang bagus dibenak pembacanya, harus dilakukan secara berencana pula. Yang pasti alinea penutup, seperti juga alinea pembuka, tidak usa terlalu panjang, cukup sekedarnya saja. NAmun, tidak disarankan pula agar misalnya sebuah karangan secara tiba-tiba ditutup, sehingga terasakan seperti terputus di tengah jalan.

D. Pola / Struktur Alinea

1. Bersifat Deduktif
Pola alinea yang bersifat deduktif dimulai dari kalimat inti, kemuidian diikuti uraian, penjelasan, argumentasi dan sebagainya. Dimulai oleh pernyataan (yang tentunya bersifat umum). Kemuydian kalimat-kalimat berikutnya berusaha membuktikan pernyataan tadi dengan menyebutkan hal-hal khusus, atau detail-detail seperlunya. Itulah sebabnya alinea ini disebut bersifat deduktif.

2. Besifat Induktif
Pola alinea yang bersifat induktif adalah kebalikan dari pola alinea yang bersifat deduktif. Pola ini tidak dimulai dengan kalimat ini. Alinea ini dimulai dengan menyebutkan hal-hal khusus atau uraian yang merupakan anak tangga untuk mengantarkan pembaca pada gagasan pokok yang terdapat pada kalimat inti di akhir alinea. Jadi, anak-anak tangga itu tersusun untuk mencapai klimaks.
Dalam memberikan argumentasi, pola ini sering cukup efektif digunakan. Data, fakta atau uraian yang dikemukakan dalam kalimat-kalimat sebelum inti semuanya bdisiapkan untuk mengantarkan pembaca terhadap pokok soal yang hendak dinyatakan.

3. Bersifat Deduktif dan Induktif
Pola alinea ini adalah gabungan dua pola diatas, disini pada kalimat pertama (sebagai kalimat inti) gagasan pokok telah dinyatakan. Tapi, pada kalimat terakhir kembali diulang sekali lagi gagasan pokoknya.
Pola alinea ini disebut pola campuran. Karena pada awal dan akhir aline agagasan pokoknya dinyatakan.




4. Bersifat Diskriptif dan Naratif
Pola ini sangat berlainan dari tiga pola diatas. Dalam pola ini, gagasan pokok tidak terbatas hanya dalam satu kalimat saja, inti persoalannya akan didapati hamper di semua kalimat dalam alinea tersebut. Maka, kita harus membaca seluruh kalimat dalam alinea itu, baru dapat memahami gagasan yang hendak disampaikan pengarangnya. Pola alinea semacam ini terdapat dalam karangan jenis diskripsi atau narasi.
Karena alinea ini tidak menilai atau membuat pernyataan, tetapi hanya melukiskan menggambarkan keadaan obyek belaka, maka tidak ada kalimat inti yang dapat ditunjuk secara khusus. Hamper seumua kalimat mempunyai pernaan masing-masing tidak ada satu kalimatpun yang dianggap terpenting dari pada kalimat-kalimat lainnya. Seluruhnya hampir sama pentingnya, untuk memahami ini kalimat itu harus dibaca seluruh kalimatnya.

E. Syarat-Syarat Pembentukan Alinea
Seperti halnya kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat berikut:
1. Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2. Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3. Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
Karena ketiganya memiliki cirri-ciri khusus, maka masing-masingnya akn teruraikan secara terperinci dalam bagian-bagian tersendiri dibawah ini.
4. Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

F. Kesatuan Alinea
Fungsi tadi alinea adalah untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal maka tidak boleh terdapat unsure-unsur yang sama sekali tidak mempunyai pertalian dengan maksud tunggal tadi. Penyimpangan-penyimpangan dari maksud tadi hanya akan mempersulit pembaca dan titik pertemuan antara penulis dan pembaca. Penyimpangan-penyimpangan itu meliputi:
1. Pemasukan sebuah sisipan/interupsi yang jelas dalam urutan-urutan gagasan yang ada.
2. Sebuah penyimpangan secara gradual tema yang harus dibina oleh alinea itu. Yaitu setiap kalimat berikutnya semakin menyimpang dari tujuan utamanya.
G. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea adalah bahwa alinea itu harus mengandung koherensi, kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbale balik antara kalimat-kalimat yang membina alinea itu baik, wajar dan mudah dipahami.
Untuk memperoleh kepaduan yang baik dan mesra antara kalimat-kalimat dalam sebuah alinea, maka harus diperhatikan persyaratan :
a. Masalah Kebahasaan
Masalah kebahasaan yang mempengaruhi koherensi sebuah alinea adalah :
1. Repitisi
Kepaduan sebuah alinea dapat diamankan dalam mengulang kata-kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah alinea. Kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama lalu diulang dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kehadiran kata ini berulang-ulang dalam sebuah kalimat. Alinea yang berfungsi untuk membina koherensi semua kalimat alinea itu.
2. Kata Ganti
Kata ganti dapat berfungsi utnuk menjadi kepaduan yang baik dan teratur antara kalimat-kalimat yang mebina sebuah alinea.
3. Kata Transisi
Kata-kata transisi fungsinya terletak antara kata ganti dan repitisi bila repitisi menghendaki pengulangan kata-kata kunci dan kata ganti tidak menghendaki pengulangan sebuah kata benda, maka dalam masalah itu kata transisi ditempuh jalan tengah.
Hubungan antara gagasan-gagasan agak sulit dirumuskan. Sebab itu diperlukan bantuan dalam hal nini bantuan kata-kata atau frase transisi sebagai penghubung atau katalisator antara satu gagasan lainnya, atau antara satu kalimat dengan kalimat lain. Dengan demikian, hubungan ini bisa terjalin antara klausa dengan klausa, atau antara kalimat dengan kalimat. Bahkan dapat terjadi pula hubungan antara alinea dengan alinea.

b. Perincian Dan Urutan Isi Alinea
Maksudnya adalah bagaimana pengembangan sebuah gagasan utama dan baagimana hubungan antara gagasan-gagasan bawahan yang menunjang gagasan utama tadi. Kepaduan ini dapat dijamin dengan mengemukakan perincian isi berdasarkan urutan ruang, dimulai dari suatu sudut tertentu dan berangsur-angsur bergerat menuju sudut yang berlawanan. Ia dapat juga memperhunakan urutan waktu /urutan kronologi atau bisa pula menggunakan urutan-urutan logis, sebab akibat, umum khusus, klimaks, proses dan sebagainya.


H. Perkembangan Alinea
Perkembangan dan pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu:
1. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Adapun metode pengembangan alinea antara lain :
a. Metode Pertentangan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

Contoh : Orang yang suka memberi dengan ikhlas hidupnya tak pernah kekurangan, berbeda dengan orang yang kikir, jiwanya tertekan karena harus pelit.

b. Metode perbandingan
Biasanya menggunakan ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.

Contoh : Hidup jangan seperti lalat yang suka makan barang-barang busuk, akan tetapi hiduplah seperti lebah yang hanya makan sari bunga yang wangi dan manis yang memberikan banyak keuntungan bagi makhluk lain.


c. Metode Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.

Contoh : Peran gizi bagi kesehatan manusia tidak bisa ditawar-tawar lagi, tubuh ibarat mobil, mobil perlu bensin untuk jalan, manusia pun perlu beras untuk berenergi.


d. Metode Contoh – contoh
Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.

Contoh: Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan kebahagiaan.

Contohnya : Bapak A memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.

e. Metode sebab akibat
Dilakukan jika menerangkan suatu kejadian. Ungkapan yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.

Contoh : Pertama kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Smk mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, sekolah sering bolos, akibatnya raport jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani enjual barang-barang rumah untuk membeli si daun haram itu.

f. Metode klasifikasi
Adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

Contoh : Ada paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang, menjelaskan sebuah proses, melukiskan keadaan dengan kata-kata, bahkan ada paragraf yang isinya mempengaruhi cara berpikir orang lain. Ditinjau dari sifat isi paragraf tadi maka paragraf dapat digolongkan menjadi paragraf deskriptif, paragraf naratif, paragraf persuatif, dan paragraf argumentatif.




g. Metode definisi
adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara definisi.

Contoh : Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.


2. Jenis Alinea

Jenis Alinea Menurut Posisi Kalimat Topiknya :
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
1. Alinea deduktif adalah bila kalimat pokok di tempat pada bagian awal alinea, yaitu alinea yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan alinea (urutan umum-khusus)
Contoh :
Sampah yang setiap hari dibuang, sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua macam sampah, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik misalnya sisa-sisa makanan atau sampah dapur yang biasanya basah, dan daun-daun dari kebun. Sampah yang sulit membusuk atau tidak bisa membusuk, antara lain plastik buat tempat makan dan minum atau stirofoam, kayu imitasi, kayu besar, kain sutra atau pakaian, kaca atau gelas.







2. Alinea Induktif adalah bila kalimat pokok di tempatkan pada akhir alinea, yaitu alinea yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah di akhiri dengan pokok pembicaraan ( urutan khusus-umum)
Contoh :
Sampah yang mudah membusuk misalnya sisa-sisa makanan atau sampah dapur yang biasanya basah, dan daun-daun dari kebun. Misalnya daun pisang. Sedangkan sampah yang sulit membusuk atau tidak bisa membusuk, antara lain plastik buat tempat makan dan minum atau stirofoam, kayu imitasi, kayu besar, kain sutra atau pakaian, kaca atau gelas. Dengan kata lain sebenarnya sampah bisa disederhanakan menjadi dua macam sampah, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

3. Alinea Deduktif-induktif adalah bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir alinea, terbentuklah alinea campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh :
Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan kemasan terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung buang. Kemasan kue kalau dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk, sekarang cenderung menggunakn plastik.untuk tempat makanan dan minuman. Sebenarnya volume sampah bisa dikurangi drastis salah satunya menangani sampah plastik sebaik-baiknya dan mengurangi bahan-bahan yang makin menambah volume sampah. Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik atau stirofoam.

4. Alinea Penuh Kalimat Topik, seluruh kalimat yang membangun alinea sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian itu biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama penting. Alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.




Contoh :
Waktu sore itu aku duduk di teras depan rumah. Terlihat Awan begitu mendung, berwarna hitam, terdengar suara angin yang sangat kencang dan udara yang terasa dingin yang menandakan akan turun hujan.

Jenis Alinea Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah alinea dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:


1. Alinea persuatif, jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

2. Alinea argumentatif, jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 2010.”

3. Alinea naratif, jika isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”
4. Alinea deskriptif, jika isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa
Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.

5. Alinea ekspositoris, alinea yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.


Jenis Alinea Menurut Fungsinya dalam Karangan

1. Alinea Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk :
1) menghantar pokok pembicaraan
2) menarik minat pembaca
3) menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1) kutipan, peribahasa, anekdot
2) pentingnya pokok pembicaraan
3) pendapat atau pernyataan seseorang
4) uraian tentang pengalaman pribadi
5) uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6) sebuah pertanyaan.

2. Alinea Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1) mengemukakan inti persoalan
2) memberikan ilustrasi
3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4) meringkas paragraf sebelumnya
5) mempersiapkan dasar bagi simpulan.


3. Alinea Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1) sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
2) isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3) sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya


Daftar Pustaka
http://organisasi.org/pengertian_paragraf_alinea_dan_bagian_dari_paragraf_bahasa_indonesia
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar